Kampung Batik Kauman: Tempat Abdi Dalem keraton menulis batik…
SELAIN Kampung Laweyan, Solo juga mempunyai Kampung Kauman sebagai pusat produksi batik.
Hampir sama dengan
Kampung Batik Laweyan, kawasan Kauman mempunyai banyak lorong, gang-gang sempit, dengan tembok menjulang di sepanjang sisinya. Rumah-rumah dibangun mewah dan besar dengan arsitektur campuran Eropa-Jawa-Cina. Dulu, kampung Kauman ini adalah kawasan yang diperuntukkan bagi tempat tinggal kaum ulama kerajaan dan kerabatnya, serta tempat tinggal bagi saudagar batik merangkap karyawan keraton dengan status abdi dalam.
Kampung batik Kauman agaknya bisa menjadi alternatif wisata belanja batik, sekaligus melihat dari dekat proses pembuatan batik, baik tulis, cettak, atau pun cap.
”Kalau datang ke sini jangan hari minggu, tidak bisa lihat proses pembuatan batik. Mau belajar batik, atau sekedar mencoba juga bisa dan gratis,” kata Gunawan Setiawan, salah satu pengelola rumah batik di Kauman.
Gunawan menambahkan, kampung batik Kauman bisa menjadi tujuan wisata saat liburan sekolah atau long week end. Proses pembuatan batik, menjadi salah satu bagian yang menarik dikunjungi. Mulai dari anak-anak sekolah sampai turis mancanegara suka menyaksikannya.
Memasuki kampung batik Kauman, bisa melihat peta yang terpampang di tembok bangunan lama. Lorong-lorong di kampung Kauman Solo mengingatkan pada lorong-lorong di kampung Laweyan yang dihimpit bangunan lama. Suasananya sangat khas. Banyak pengunjung yang berseliweran di gang-gang dan masuk ke rumah-rumah batik. Papan penunjuk ke rumah batik juga mudah ditemui, sehingga banyak pilihan.
Menyebut Kampung Kauman memang tak bisa lepas dari jejak perpindahan kraton Kartosuro ke Solo yang kemudian berubah nama menjadi Kasunanan. Kauman merupakan tempat ulama yang terdiri dari beberapa lapisan masyarakat mulai dari penghulu tafsir anom, ketip, modin, suronoto dan kaum. Keberadaan kaum sebagai penduduk mayoritas di kawasan inilah yang menjadi dasar pemilihan nama “kauman”.